Jumat, 07 Oktober 2016



  1. Pengertian Iman menurut bahasa dan istilah

Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak orientasi pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qolbu”. Hati merupakan pusat dari keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia terdapat dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad daan rohani, apabila keduanya pincang atau salah satu diantaranya kueang tidak mungkin terbentuk makhluk yang bernama manusia
Iman menurut bahasa adalah membenarkan dengan hati atau percaya, sedangkan menurut syara’ iman itu bukanlah suatu angan-angan akan tetapi apa yang telah mantap dalam hati dan dibuktikan lewat amal perbuatan. Hal ini tercermin dalam salah satu Hadis Nabi yang berikut terjemahannya : “ Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah menetap di dalam hatimu dan dibuktikan kebenarannya dengan amal”
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia dikatakan bahwa : “ Iman secara bahasa berasal dari kata anamah yang ebrarti menganugerahkan rasa aman dan tentram, pengertian pertama ditujukan kepada Tuhan, karena itu salah satu sifat Tuhan yakni al-makmun , yaitu Maha Memberi keamanan dan ketentraman kepada manusia melalui agama yang diturunkan lewat Nabi. Pengertian kedua dikaitkan dengan manusia. Seorang mukmin ( orang yang beriman ) adalah mereka memasuki dalam suasana aman dan tentram yang ditetapkan Tuhan”
Dari beberapa keterangan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai bahan referensi bahwa pengertian iman adalah keyakinan yang kuat dan kepercayaan penuh terhadap suatu objek, gagasan dan doktrin. Dengan kata lain tidaklah sempurna iman seseorang kalau hanya meyakini dengan hati tanpa dibarengi dengan amal perbuatan.
Sedangkan menurut istilah Ali Mustafa al-Ghuraby menyatakan : “ Sesungguhnya iman itu adalah ma’rifah dan pengakuan kepada Allah SWT Rosul-Rosul-Nya ( atas mereka keselamatan). Dan menurut Jumhur Ulama yang dikemukakan oleh al-Kalabadzy : “ Iman itu adalah perkataan perbuatan dan niat dan arti niat pembenaran”



  1. Pengertian Ilmu menurut bahasa dan istilah

Secara bahasa ilmu berasal dari kata arab yakni ‘alima yang bermakna negetahui / perbuatan yang bertujauan untuk mengetahui segala sesuatu dengan sebenar-benarnya. Dan bisa juga berasal dari bahasa latin yaitu science yang artinya pengetahuan mengetahui atau memahami.
Sedangkan menurut istilah kata ilmu ialah segala bentuk pengetahuan tentang sesuatu yang dating dari Allah SWT, yang ditunkan kepada Nabi dan Rasul serta alam yang diciptakan-Nya termaasuk manusia dan seluruh ciptaan-Nya yang ada dimuka bumi ini atau pengetahuan yang sistematis dan bersifat ilmiah.
“Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap waktu muslim laiki-laki maupun muslim perempuan” (HR. Ibnu Abdil Barr)
“Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ialah berada dijalan Allah hingga ia pulang” (HR. Turmudzi)

  1. Pengertian Amal menurut bahasa dan istilah
Secara bahasa “Amal” berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan menurut istilah “Amal” perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat diakhirat
Dari Abu Hurairah r,a berkata, Rosulullah SAW bersabda “ apabila anak adam ( manusia) telah meninggal duia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu sadekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Muslim)








1.1  Hubungan antara Iman, Ilmu, Amal

Kaitan anatara Iman, Ilmu, Amal  dalam sejarah kehidupan manusia, Allah SWT memberikan kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan iman, engan yakin dan ikhlas karena Allah SWT semesta (QS. At-Thalaq : ayat 2-3). Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran dan perbuatan manusia harus dilandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaan perbuatan.
Allah SWT akan mengangkat harkat dan martabat manusia yang ebriman kepada Allah SWT dan berilmu, pengetahuan luas, yang diterangkan dalam Q.S. Al Mujadalah : 11 yang isinya bahwa Allah akan mengangkat tinggi-tinggi kedudukan orang yang berilmu pengetahuan dan beriman kepada Allah SWT, orang yang beriman diangkat kedudukannya karena selalu taat melaksanakan perintah Allah SWT dan Rosul-Nya, sedangkan orang yang berilmu diangkat kedudukannya karena dapat meberi manfaat kepada orang lain.
Islam tidak menghendaki orang alim yang digambarkan seperti lilin, mampu menerangi orang lain tetapi dirinya rusak atau hancur, dan ini besar sekali dosanya, kerena dapat memberitahu orang lain dan dirinya sendiri tidak mau tahu lagi juga tidak mau mengerjakan seperti dalam Q.S. Ash-Shaf :3 yang menerangkan bahwa orang alim dan pandai hendaknya menjadi teladan dan contoh bagi orang lain. Dibawah naungan dan lindungan Allah SWT.
Iman, Ilmu, dan Amal merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar